Ketika pagi hari tikudawet dalam sebuah khayalan kosong, ketika manuk tak lagi disada mengisi hari ceria, saat itu bunyi "preeeet" keluar dari bagian belakang tubuh. Lamunan imajinasi berdatangan paciweuh memperebutkan ide segar untuk dituangkan. Hening, sunyi, bau.
Tak pernah beranjak dalam waktu yang sebentar untuk mencari inspirasi, walau memang laleur begitu ngagembrong. Memang benar, aroma ee ku mengundang banyak para fans untuk menggurumutinya.
Blesing !!! Satu pencerahan datang menuntut direalisasikan. Tanpa ragu aku pun lumpat ka imah. Teu sadar calana poho teu dipake. Bi Yati yang menyaksikan langsung pingsan dan kejang-kejang kasetrum cai sanyo. Langsung saja aku teh siduru na hawu ngagaringkeun ee da kebetulan cai yang ada dilembur kami sudah saraat.
Sampai tidak kapikiran, bahwa cai yang setiap hari kita jumpai tetapi bisa jadi ladang uang. Emang sabaraha modal cai akua teh? Ternyata teu leuwih ti 200 perak. Itupun untuk biaya wadahnya doang. Jadi air mineral dalam bentuk gelas eta teh untungnya gede bray. Ini jafi lahan bisnis yang menarik.
Tapi hanjakalnya mau bisnis akua gelas kumaha sedangkan cai buat ombeh saja diganti sama lebu hawu. Miris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar